Penerapan standar emisi Euro yang semakin ketat di Indonesia diprediksi akan membawa implikasi signifikan terhadap harga mobil baru di pasaran. Kebijakan ini, yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan mendorong penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan, mengharuskan produsen otomotif untuk melakukan penyesuaian pada mesin dan sistem pembuangan kendaraan mereka. Namun, penyesuaian teknologi ini berpotensi memengaruhi struktur biaya produksi dan akhirnya berdampak pada harga mobil yang ditawarkan kepada konsumen.
Salah satu dampak langsung dari penerapan standar emisi Euro adalah potensi kenaikan harga mobil. Teknologi yang dibutuhkan untuk memenuhi standar emisi yang lebih tinggi, seperti sistem catalytic converter yang lebih canggih dan teknologi pembakaran yang lebih efisien, memerlukan investasi yang tidak sedikit dari pihak produsen. Biaya penelitian dan pengembangan (R&D), serta implementasi teknologi baru dalam proses produksi, kemungkinan besar akan dibebankan kepada konsumen melalui kenaikan harga jual kendaraan. Pada sebuah diskusi panel tentang “Masa Depan Otomotif Berkelanjutan di Asia Tenggara” yang diadakan di Jakarta pada tanggal 3 Mei 2025, seorang analis otomotif dari Frost & Sullivan memperkirakan bahwa adopsi standar Euro 4 atau Euro 5 dapat meningkatkan harga mobil baru di Indonesia antara 5 hingga 15 persen, tergantung pada jenis dan model kendaraan.
Meskipun berpotensi meningkatkan harga mobil, penerapan standar emisi Euro juga memiliki manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan emisi gas buang yang lebih rendah, kualitas udara diharapkan akan membaik, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko penyakit pernapasan dan dampak buruk lainnya terhadap kesehatan. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), telah mengeluarkan peta jalan implementasi standar emisi Euro secara bertahap, dengan target penerapan standar Euro 4 untuk semua jenis kendaraan bermotor pada tahun 2027.
Lebih lanjut, penerapan standar emisi Euro juga dapat mendorong inovasi teknologi di industri otomotif Indonesia. Produsen akan terpacu untuk mengembangkan dan mengadopsi teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, tidak hanya untuk memenuhi regulasi tetapi juga untuk menarik konsumen yang semakin peduli terhadap isu lingkungan. Hal ini dapat membuka peluang bagi pengembangan kendaraan dengan teknologi hybrid atau bahkan full listrik di masa depan, meskipun dalam jangka pendek, fokus utama masih pada pembenahan mesin pembakaran internal agar memenuhi standar emisi yang ditetapkan.
Sebagai konsumen, penting untuk memahami bahwa potensi kenaikan harga mobil akibat standar emisi Euro adalah investasi jangka panjang untuk lingkungan yang lebih bersih dan kualitas hidup yang lebih baik. Pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja sama untuk memastikan transisi yang mulus dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat mengenai dampak dan manfaat dari kebijakan ini. Sosialisasi mengenai teknologi emisi baru dan perbandingan biaya kepemilikan kendaraan dengan standar emisi yang berbeda akan menjadi krusial dalam membantu konsumen membuat keputusan pembelian yang bijak.