World Rally Championship (WRC) dikenal sebagai salah satu kejuaraan otomotif yang paling menantang, memaksa pembalap dan mobil untuk beradaptasi dengan kondisi ekstrem, mulai dari aspal panas, bebatuan gurun, hingga lumpur tebal dan salju beku. Kunci keberhasilan dalam WRC terletak pada penguasaan Trik Pembalap Reli dalam mengontrol mobil di permukaan yang licin dan tidak terduga. Trik Pembalap Reli ini bukan hanya soal kecepatan, melainkan Seni Membaca Keseimbangan Lawan lintasan dan reaksi yang instan terhadap perubahan grip. Menguasai Trik Pembalap Reli ini membutuhkan jam terbang dan Latihan Drills Penetration yang fokus pada kontrol throttle dan counter-steering yang sempurna.
Salah satu teknik paling fundamental yang menjadi Fondasi Kemenangan para pereli adalah Scandinavian Flick atau pendulum turn. Teknik ini melibatkan flick atau sentuhan setir ke arah yang berlawanan sebelum tikungan, dengan tujuan membuat mobil sedikit oversteer (ekor mobil melintir keluar). Flick yang diikuti dengan pengereman keras dan throttle yang tepat akan membawa mobil meluncur ke samping, memungkinkan mobil melewati tikungan sempit dengan kecepatan tinggi dan posisi yang ideal untuk akselerasi berikutnya. Teknik ini sangat vital saat melaju di permukaan licin seperti salju di Rally Swedia, di mana grip yang tersedia sangat terbatas.
Di permukaan yang keras seperti kerikil (gravel), Trik Pembalap Reli berfokus pada manajemen ban dan sistem all-wheel drive (AWD) mobil reli. Pembalap harus menggunakan gas secara progresif untuk memaksimalkan traksi tanpa membuat ban berputar terlalu keras dan kehilangan grip. Selain itu, Komunikasi di Lapangan antara pembalap dan co-driver adalah bagian tak terpisahkan dari trik ini. Co-driver harus membaca pace note—deskripsi rinci tentang setiap tikungan, tanjakan, dan rintangan di depan—dengan akurasi sempurna, memberikan waktu reaksi kepada pembalap hanya sekitar dua detik sebelum tikungan tiba.
Dalam kondisi berlumpur, Trik Pembalap Reli melibatkan mencari garis balap yang paling padat di lintasan, atau kadang-kadang sengaja melaju di pinggir lintasan yang tidak terlalu terganggu. Keberhasilan dalam WRC adalah bukti bahwa kecepatan maksimum tidak ada artinya tanpa kontrol total, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi jalanan yang berubah-ubah selama Special Stage yang dapat berlangsung hingga 40 kilometer adalah penentu siapa yang akan menjadi juara.