Motor Klasik Kembali Populer: 7 Model Legendaris yang Jadi Incaran Kolektor

Gelombang nostalgia di dunia otomotif Indonesia semakin menguat, membawa kembali kejayaan motor-motor dari era 70-an, 80-an, hingga 90-an. Fenomena ini bukan sekadar gaya-gayaan semata, melainkan didorong oleh apresiasi terhadap nilai sejarah, desain orisinal, dan keunikan yang tidak lagi ditemukan pada motor-motor modern. Saat ini, memiliki unit Motor Klasik yang terawat dengan baik bahkan dianggap sebagai bentuk investasi, di mana harganya terus meroket seiring dengan kelangkaan. Berikut adalah ulasan mengenai 7 model legendaris yang paling diburu oleh para kolektor, menjadikannya aset berharga di pasar kendaraan roda dua saat ini.

Popularitas Motor Klasik di Indonesia didominasi oleh beberapa brand Jepang dan Eropa, yang masing-masing memiliki cerita ikonik di masanya. Model-model ini dicari karena keaslian komponen (originalitas) dan kondisi mesin yang prima. Motor pertama dalam daftar incaran kolektor adalah Honda CB100. Diproduksi pada era 1970-an, motor ini menjadi simbol kesederhanaan dan ketangguhan. Nilai sebuah unit CB100 yang masih orisinal dan lengkap surat-suratnya (BPKB dan STNK) kini bisa mencapai Rp15 juta hingga Rp25 juta, tergantung tahun produksi dan keasliannya. Model ini kembali meledak popularitasnya setelah sering muncul dalam film-film berlatar tahun 90-an.

Berikutnya, dari segmen cruiser berkapasitas besar di masanya, hadir Kawasaki Binter Merzy (KZ200). Motor ini dirilis pada tahun 1980-an dan hanya beredar di pasaran Indonesia selama kurang lebih enam tahun, yang menjadikannya sangat langka. Mesin 200 cc-nya yang terkenal bandel membuatnya ideal untuk perjalanan jarak jauh pada masa itu. Kondisi Binter Merzy yang masih full original dan memiliki nomor rangka yang sesuai, saat ini dapat dijual dengan harga yang fantastis, berkisar antara Rp25 juta hingga Rp35 juta. Para kolektor sangat selektif dalam mencari unit ini, sering kali membutuhkan bantuan spesialis restorasi.

Tiga motor dari keluarga two-stroke atau 2-tak juga memiliki tempat istimewa: Yamaha RX-King, Suzuki Satria Hiu, dan Honda NSR SP. Yamaha RX-King, dijuluki “motor jambret” karena performanya yang beringas, memiliki harga yang tidak masuk akal untuk unit kondisi baru tanpa digunakan (New Old Stock). Salah satu unit langka RX-King keluaran tahun terakhir yang tersimpan rapi kabarnya pernah terjual di kisaran Rp100 juta pada lelang informal di Jakarta pada Jumat, 17 Mei 2024. Sementara itu, Suzuki Satria Hiu (generasi 2-tak) dan Honda NSR SP, terutama varian single-arm yang diproduksi terbatas, juga menjadi buruan. Misalnya, sebuah unit Honda NSR SP yang lengkap dan terawat bisa mencapai Rp60 juta lebih.

Dua motor ikonik lainnya yang melengkapi daftar incaran kolektor adalah Honda C70 (sering dijuluki ‘Pitung’) dan Vespa P150X. Honda C70, motor bebek mungil legendaris yang diproduksi sejak tahun 1970-an, dicari karena desainnya yang unik dan perawatannya yang mudah. Sebuah unit C70 yang kondisinya terawat, lengkap dengan buku servis era lama, dapat dibanderol Rp10 juta ke atas. Di sisi lain, Vespa P150X, motor skuter klasik asal Italia yang populer di Indonesia pada era 1977-1980, menjadi daya tarik karena bodi besinya yang kokoh dan nilai historisnya. Harga Vespa P150X orisinal saat ini bisa menembus Rp30 juta dan terus meningkat, menjadikannya aset investasi yang menarik.

Fenomena Motor Klasik ini menunjukkan bahwa nilai sebuah kendaraan tidak hanya diukur dari kecepatan atau kecanggihan teknologi, tetapi juga dari cerita yang terkandung di dalamnya. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, didorong oleh komunitas penggemar yang loyal dan pasar yang bersedia membayar mahal demi sepotong sejarah roda dua Indonesia.